Pemandangan
Kereta api ulang alik Medan-Binjai membawa kami dalam perjalanan outing kali ini, Kami berangkat dari Stasiun KA (Kereta Api) Medan sekitar pukul 09.50 WIB dan tiba sekitar pukul 11.00 WIB dengan menggunakan KRDI (Kereta Rel Diesel Indonesia) Sri Lelangwangsa. Pengalaman naik kereta Api mungkin pernah dialami banyak orang, tetapi ini pengalaman pertama Alvi anakku.
Alvi kecil sangat menyukai segala permainan yang berbentuk kereta api, begitu terobsesinya ia pada kereta api, hingga suatu hari ia pernah meneteskan air mata bahagia karena kereta api melintas tepat saat mobil kami berhenti di depan pintu neng nong (rambu pembatas dilarang melintas).
Kebetulan sekali Outing I, pada bulan January yang menjadi kegiatan rutin komunitas homeschooler setiap bulan naik kereta api sehingga kami berkesempatan membawa serta Alvi. untuknya ini adalah pengalaman belajar yang sangat menyenangkan karena dapat melihat dan mendengar langsung peluit kereta api yang biasanya hanya di dengar melalui televisi.
|
Makan Siang di Kereta Api |
Saat perjalan kembali dari Binjai-Medan, perut ternya menjadi lapar kami pun menyantap sandwich yang kami bawa sebagai bekal perjalanan hari ini. Membawa bekal makanan tidak dilarang selama seluruh penumpang harus menjaga kebersihan, tidak membuang sisa makanan dan plastik kesembarang tempat. Tetapi masih saja terlihat beberapa penumpang menyebalkan yang membuang puntung rokoknya di lantai.
Hmm, semua nampak lahap menyantap bekal makanan masing-masing, sambil melihat kanan kiri. Hamparan permadani alam nampak menghijau dimana sebagian menguning menunggu masa panen. Sepanjang jalan kami telah melintasi banyak rekaman, dimana ada rumah yang tertata rapi dari susunannya terlihat perumahan elit. Lantas kami melewati juga perumahan kumuh yang terlihat bangunan rumahnya yang kusam tak tertata dimana jemuran terlihat melambai-lambai tertiup angin.
|
Photo bareng di Gate keluar Stasiun KA Medan |
Akhir perjalanan adalah tugas (Jarak tempuh, bahan bakar, dsb) buat liza dan Kebahagian yang tak terlupakan bagi Alvi yang terus berceloteh menceritakan kereta api dengan peluitnya yang nyaring selama seharian, pada setiap orang yang dijumpainya terutama kakek dan nenek.
By Farah Wisesa