Tuesday, December 13, 2011

HOME SCHOOLING: Seni Budaya

HOME SCHOOLING: Seni Budaya: Belajar Seni Budaya sekaligus belajar sejarah dan Fotographi di Istana Tjong A Fie, Medan. ...

Seni Budaya

Liza
Belajar Seni Budaya sekaligus mengenal Sejarah dan perkembangan Kota Medan lewat barang antik juga pembekuan waktu lewat photo tua peninggalan keluarga Tjong A Fie yang masih terawat di Istana Tjong A Fie, Medan.

Hasil Jepretanku


Foto Keluarga Tjong A Fie

Jepretanku pada langit-langit Istana (Lampu Antik)
                                          


Pintu masuk Istana Tjong AFie

Bersama Para guru HSKS, Medan

Wednesday, October 12, 2011

HOME SCHOOLING: Art n Craft

HOME SCHOOLING: Art n Craft:   Frame Bahan:  Batu Coral (dapat dibeli yang sudah jadi) Triplex (Size 5R/10R) Pasir Pisau palet Lem kayu Kaca Cara P...

Tuesday, October 11, 2011

Art n Craft

 Frame

Bahan: 
  • Batu Coral (dapat dibeli yang sudah jadi)
  • Triplex (Size 5R/10R)
  • Pasir
  • Pisau palet
  • Lem kayu
  • Kaca


Cara Pembuatan :


Potong triplex 5R/10R menjadi dua,
beri lubang untuk kaca, Rekatkan  pecahan batu coral dengan mengoleskan lem pada pinggiran triplex
dengan menggunakan pisau palet, lakukan hingga semua pinggriran frame tertutup.



Friday, October 7, 2011

Art and Craft

Serius memperbaiki cat mobilan yang warnanya sudah lecek


Friday, September 30, 2011

Mengenal Seni Rupa Lewat Galleri

Friday on September 30, 2011

Sepulang dari menjemput Alizarin dari kegiatan setiap Jum'at di komunitas HSKS, Medan. Kami (aku dan suami) tidak langsung mengajaknya pulang. Kami bersama pergi ke sebuah galleri "Crispo Antiques". Disana dia belajar langsung mengidentifikasi beragam karya seni dari berbagai bentuk rupa dari kebudayaan bangsa Indonesia hingga seni mancanegara.

Lewat penampilannya yang sangat acuh dan terkesan tidak peduli, aku menyimpan kekaguman yang tidak aku tunjukkkan padanya. Sungguh dia dapat mengidentifikasi dan juga mampu menjawab pertanyaanku mengenai benda-benda seni yang begitu banyak terdapat di sana. Melihat dua buah  patung Singa, dia dapat membedakan patung tersebut buah karya pematung Bali dan China, dia juga dapat membedakan lukisan patung Budha karya pelukis Thailand dan Bali juga benda-benda seni lainnya seperti cramics karya Eropa dan China.

Tentu ini adalah sebuah cara belajar yang unik dan tidak membosankan bahkan aku tidak perlu berteriak mengajaknya belajar dengan memegang buku dan memberi teori-teori, karena Alizarin sendiri begitu antusias dan bersemangat mengamati setiap benda seni yang terdapat disana. Aku hanya  melihat apresiasinya yang tumbuh terhadap seni dan menghargainya lewat membeli setelah tawar menawar yang dilakukannya sendiri.

Pelajaran terpenting hari ini adalah kami melakukannya bersama-sama. Mengenalkannya pada jati diri bangsa dan keragaman budaya yang bersatu di sebuah tempat yang disebut galleri atau musium bagi pemikat dan penikmat seni atau pecinta seni (Art Lover).

Tuesday, September 13, 2011

HOME SCHOOLING: Ruang Kelas Kami Bersama






HOME SCHOOLING: Ruang Kelas Kami Bersama

Ruang Kelas Kami Bersama


Belajar Artinya bukan hanya aku membimbing anakku untuk belajar, tetapi aku juga harus belajar kembali dan membuka memori yang sumbat dan berkarat karena lama sekali tidak pernah dipakai buat mikir. Seperti juga membuka buku tua yang akan dibuang, dipilah pilih mencari yang masih dibutuhan dan menyingkirkan yang tidak diperlukan lagi. Memori yang sudah mulai sumbat dan berkarat  ini mulai diperbaiki dan diminyaki kembali. Mencari kiat mentransfer ilmu dengan cara praktis dan menyenangkan.

Pertama yang harus kusiasati merubah sebagian ruang makan menjadi dinding untuk meletakkan hasil karya terbaiknya, yaitu dengan menempel gambar dari seluruh mata pelajaran yang kami pelajari. Dengan melihat hasil karyanya dia lebih termotivasi.

Seperti hal pertama, hal kedua yang kulakukan memberi ruang pada kamar tidur untuk hasil karyanya. Memberinya pilihan untuk belajar didalam kamar atau di ruang makan atau dimana saja kecuali didepan televisi.
Televisi bukan hal tabu, tetapi ada saatnya juga kami belajar dengan menonton televisi atau DVD.

Banyak pilihan untuk belajar, artinya ruang bukan standar untuk menstransfer ilmu. Dimana saja, kapan saja semua ruang dan sudut bisa menjadi  tempat untuk belajar asal kita mau membuatnya menjadi  nyaman. Maka jadilah rumahku tempat kami belajar bersama, kelas kami bersama. Dimana aku menjadi guru dan  siapa saja juga bisa menjadi gurunya selama mengajarkan hal-hal yang baik dan tidak melanggar norma hukum,susila dan agama. karena selain menjadi guru untuk anakku akupun belajar hal-hal gaul darinya.

Wednesday, June 22, 2011

Pilihanku Homeschooling

Pemikiran saya dianggap aneh oleh beberapa orang, tetapi begitu juga saya  melihat pemikiran banyak orang yang menganggap sekolah adalah tempat menimba ilmu dimana murid harus datang, duduk, diam dan berseragam. Homeschooling juga salah satu sekolah dimana murid mendapat kebebasan bermain dan belajar. Meski dianggap aneh dan tidak biasa saya memutuskan untuk mengambil  resiko dan bertanggung jawab penuh pada pendidikan anak saya.

Pilihan saya tentu dengan banyak pertimbangan;
  • Sekolah membebani siswa dengan buku pelajaran yang terlalu banyak dengan alasan sesuai strandar kurikulum, sementara tidak semua buku bermanfaat bagi siswa.
  • Sekolah terlalu memaksakan siswa dengan mata pelajaran tambahan dengan alasan mendongkrak nilai yang rendah, padahal nilai yang rendah disebabkan kurang minatnya siswa pada pelajaran tersebut.
  • Sekolah lembaga bisnis yang memperhitungkan laba-rugi ketimbang masa depan siswa. (kita mungkin sering mengalami ketika terlambat membayar school fee, pihak sekolah tidak segan memberi peringatan dengan keras dengan alasan administrasi harus dipatuhi demi kelancaran proses belajar mengajar,dan berbagai alasan lain).
  • Bakat dan minat siswa terhadap bidang seni kurang mendapat prioritas utama, terbukti dengan minimnya jam pelajaran untuk seni.
Saya setuju bila kedua orang tua bekerja sehingga harus menitipkan pendidikan anak-anaknya pada sebuah lembaga yang disebut sekolah. Tetapi harus diingat pendidikan terbaik bagi anak adalah yang diberikan oleh orangtuanya. Jadi orang tua harus melihat kepentingan dan kebahagiaan anak daripada kepentingan kelestarian sekolah.

Kesadaran ini yang belum hinggap pada  beberapa orang teman, keluarga dan para orangtua umumnya. Mereka lebih memilih menentang pilihan saya ini, mereka menganggap ini pilihan yang salah karena home schooling hanya diperuntukkan bagi anak-anak berkebutuhan khusus dan  hiperaktif, mereka juga khawatir  anak saya  tidak dapat bersosialisasi nantinya.

Meskipun saat ini saya  menjadi orang tua yang aneh dimata teman, kerabat dan sahabat. Aneh adalah pilihan yang tidak biasa bagi banyak orang tetapi saya  bertindak untuk tidak menyeragamkan keinginan saya dengan yang lain. Itu adalah pilihan terbijak bagi saya dan seluruh keluarga yang mendukung.


By Farah N.Wisesa